iswa di Labusel melakukan aksi coret seragam sekolah usai ujian nasional untuk tingkat SMA, Rabu (15/4).


InfoTorgamba, Kotapinang - Walau telah diingatkan masing-masing kepala sekolah, namun kebiasaan siswa-siswa peserta ujian nasional (UN) mencoret seragam di hari terakhir ujian tetap berlangsung. Bagi sebagian siswa, tindakan ini dianggap sebagai kebanggaan serta rasa kepuasan setelah selesai ujian.

“Nggak apa-apa bang, ini sudah biasa,” kata Dede, salah satu siswa SMA di Kotapinang, usai ikut melakukan aksi coret-coret seragam sekolah dengan rekan-rekannya, Rabu (15/4). Aksi coret seragam ini menggunakan spidol, cat pilox dan pewarna lainnya.

Kebanyakan dilakukan di areal pekarangan sekolah, termasuk di SMAN 1 Kotapinang yang terletak di Jalan Bedagai. Setelah saling mencoret seragam dan saling membubuhkan tanda-tangan di seragam masing-masing rekannya, para pelajar ini berkonvoi keliling kota.

Sementara Kepala SMAN 1 Kotapinang Solikhin, mengatakan, sebelum para siswa-siswa pulang setelah selesai melaksanakan UN hari terakhir, sudah diimbau agar tidak melakukan aksi coret seragam dan diimbau langsung pulang ke rumah masing-masing. “Sudah kita imbau mereka, untuk tidak melakukan coret-coret baju tapi mereka saja yang bandal,” ujar Solikhin.

Menanggapi aksi coret-coret seragam ini, Anggota Komisi A DPRD Labusel Ramot Marbun mengatakan, sebaiknya siswa-siswi tidak perlu melakukan aksi coret baju karena alangkah baiknya seragam tersebut diberikan kepada adik-adiknya yang lebih membutuhkan. “Sebaiknya gak usah coretan bajulah,” ujarnya.

Senada juga dikatakan Wakil Sekretaris Partai NasDem Labusel Rubiah Dalimunthe. Tindakan mencoret seragam sekolah, setelah selesai ujian nasional merupakan perilaku orang yang kurang baik, karena seragam tersebut lebih bermanfaat jika disumbangkan atau disimpan dengan baik.

Sayangkan Aksi Coret Seragam
Sementara itu, Humas Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Kabupaten Labuhanbatu Kaharuddin Nasution sangat menyayangkan aksi corat seragam yang dilakukan para pelajar.

“Itu lah para pelajar sekarang ini. Seharusnya baju yang dicoret mereka bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan. Bukan malah merusaknya. Saya mengimbau kepada seluruh orang tua murid, kedepannya harus berani tegas kepada anaknya agar tidak melakukan aksi coret seragam sekolah itu lagi,” katanya.

Sementara pantauan wartawan, ratusan siswa melakukan aksi coret-coret seragam dan menggelar konvoi sepedamotor menuju lokasi-lokasi wisata, usai ujian nasional, Rabu (15/4).

Walau banyak pihak menyarankan agar tidak melakukan aksi coret-coret seragam, namun kegembiraan siswa SMA sederajat ini karena selesai UN tetap diisi dengan aksi coret-coret dan tandatangan seragam.

“Sudah selesai UN bang, seragam memang sengaja kami coret sebagai kenang-kenangan,” ujar JL, salah seorang siswa yang tampak mengenakan simbol berlogo SMA Negeri 2, Kecamatan Rantau Selatan.

Aksi coret-coret menggunakan cat dari berbagai warna ini, sebagai bentuk tradisi dari yang telah dilakukan para siswa dari tahun-tahun sebelumnya. “Uda tradisinya begini bang, kita lihat kawan-kawan melakukan coret baju, ya kita ikut aja.”ujar JL.

Konvoi siswa menggunakan sepedamotor dengan baju yang telah dicoret dengan berbagai warna, memadati jalan-jalan di inti kota Rantauprapat. Siswa juga tampak memadati sejumlah objek wisata pemandian di Labuhanbatu.

Seperti yang tampak di lokasi pemandian Rindu Alam di Desa Batu Tunggal Kecamatan Bilah Barat. Di tempat pemandian ini, ratusan siswa dari berbagai sekolah tingkat SMA di Labuhanbatu tampak bersenang-senang merayakan berakhirnya UN untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara untuk pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), masih mengikuti UN pada, Kamis (16/4).


sumber: metrosiantar.com

0 comments:

Post a Comment

 
Top