MedanBisnis - Labusel. Ratusan massa menutup akses jalan PT Umbul Wisesa (Sipef Group) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kamis (12/3). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak perusahaan yang dituding telah menyerobot ratusan hektar lahan bersertifikat milik masyarakat pada tahun 2006 silam.

DR H Freddy Simangunsong MBA selaku kuasa hukum warga yang menjadi korban penyerobotan lahan kepada MedanBisnis, mengatakan aksi penutupan jalan perusahaan itu bukan tak berdasar. Sebab katanya, jalan yang kerap digunakan pihak perusahaan untuk mengangkut CPO kelapa sawit itu bukanlah jalan umum ataupun jalan milik perusahaan.

"Lahan tersebut milik masyarakat bersurat lengkap. Dan kita pastikan belum pernah ada penyerahan resmi ke pemerintah untuk menjadikan jalan ini sebagai jalan umum," terang DR H Freddy Simangunsong.

Dikatakan Freddy, aksi penutupan jalan itupun dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak perusahaan yang hingga kini tidak punya niatan baik untuk mengembalikan lahan warga yang dirampas. Terlebih, aksi perampasan lahan yang dilakukan oleh PT Sipef Group tersebut sudah terlalu lama dibiarkan tanpa adanya penindakan tegas dari pemerintah maupun aparat penegak hukum.

"Bayangkan saja, tahun 2007 kita sudah buat laporan polisi, dan sejak itu juga sudah berulang kali dilakukan pertemuan oleh pemerintah daerah saat itu, tapi tidak ada juga tindakan konkrit guna penyelesaian persoalan penyerobotan lahan ini," jelasnya.

Aksi penyerobotan lahan itupun, kata Freddy, dilakukan perusahaan secara membabi buta, dipicu ulah pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Labuhanbatu yang semberono menerbitkan hak guna usaha (HGU) PT Umbul Mas Wisesa (Sipef Group) di atas lahan bersertifikat milik masyarakat.

Sementara amatan wartawan, aksi penutupan jalan yang dilakukan ratusan warga itu disambut pihak perusahaan dengan mengerahkan puluhan securiti dan karyawan yang tampak dipersenjatai dengan pentungan, tojok dan tombak.

Mereka tampak berjaga di pos jaga pintu masuk menuju areal perkebunan perusahaan yang berlokasi tak jauh dari tempat titik kumpul masyarakat yang melakukan penutupan jalan.

Meski begitu, belum ada terjadi keributan ataupun bentrokan fisik antara pasukan pihak perusahaan dengan massa di sana. Kendaraan perusahaan juga tidak tampak melintas di jalan yang ditutup warga itu. Namun begitu, aksi ratusan massa itu tetap medapat pengawalan ketat dari puluhan personil polisi yang disiagakan.

"Tugas kita hanya mengamankan agar tak terjadi tindak pidana ataupun konflik, kita berdiri di tengah tidak memihak kemana-mana," ujar Kapolsek Kampung Rakyat AKP J Frans Simanjuntak yang tampak terjun langsung ke areal lahan yang dipersoalkan masyarakat itu.


sumber: medanbisnisdaily.com

0 comments:

Post a Comment

 
Top