Awal Era Robot dan Rumah Pintar
Perkembangan teknologi semakin pesat dan hal-hal yang semula dibayangkan hanya impian sudah menjadi kenyataan. Tahun 2015 ini diprediksi menjadi awal era robot, rumah pintar sampai masyarakat pintar.
Hal itu terungkap dalam riset Ericsson ConsumerLabs yang dilakukan pada pemilik smartphone usia 15 sampai 69 tahun di kota seperti Johannesburg, London, San Francisco sampai Sydney. Salah satu tren yang akan terjadi adalah, orang lebih banyak melakukan streaming online ketimbang menonton televisi.
"Tahun 2014 kemarin adalah tahun terakhir di mana orang lebih banyak menonton siaran televisi dibanding streaming online. Tahun ini, orang akan lebih banyak nonton streaming video di internet ketimbang siaran televisi," kata Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia di Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Tren lainnya adalah adopsi rumah pintar akan semakin marak. Smartphone akan banyak digunakan mengontrol aktivitas di rumah tangga seperti mengawasi aliran air sampai mengetahui siapa orang yang keluar masuk.
Berikutnya, cara baru berkomunikasi makin canggih. Para responden menyatakan penggunaan perangkatwearable akan semakin tinggi. Bahkan dipercaya, pikiran manusia bisa mengendalikan perangkat rumah tangga di masa depan.
Kemudian masyarakat akan kian cerdas. Dalam survei, sekitar 76% responden menginginkan punya peta untuk menunjukkan apakah suatu area padat atau tidak sehingga memudahkan perjalanan. Kemudian 66% responden menginginkan smartphone bisa dipakai untuk menganalisis kebersihan air.
"Sebanyak 64% responden memperkirakan beberapa robot pelayan rumah tangga adalah hal yang umum di tahun 2020," kata Thomas.
Ya, diperkirakan semakin banyak rumah tangga memiliki robot untuk meringankan tugas-tugas rumah tangga. Perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat memungkinkan hal tersebut.
Tren teknologi lain yang diperkirakan muncul adalah adopsi dompet digital semakin marak. Bahkan 80% responden percaya smartphone akan sepenuhnya menggantikan dompet sebagai alat pembayaran di tahun 2020.
Kemudian manusia diprediksi hidup lebih panjang lagi. Hal ini didukung munculnya banyak aplikasi smartphone untuk kesehatan seperti pendeteksi detak jantung sampai pemantau kalori.
Berikutnya, anak-anak akan semakin terkoneksi. Sebanyak 40% responden yakin kalau anak muda akan bergantung pada internet untuk melakukan banyak hal.
Tren lain adalah konsumen semakin aware terhadap privasinya. Jadi, 47% responden menginginkan agar ketika mereka bertransaksi secara elektronik, tidak perlu informasi pribadi mereka juga turut dibeberkan.
Semua tren tersebut menurut Thomas mulai dan sedang berlangsung pada saat ini. Apakah akan terjadi secara merata di seluruh dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia, memang belum bisa dipastikan.
"Tapi sepertinya tidak melulu hanya akan terjadi di negara dengan ekonomi maju. Ada berbagai perkembangan justru cepat terjadi di negara seperti Indonesia. Misalnya adopsi media sosial seperti Facebook di sini sangat tinggi," kata Thomas.
"Dan seiring harga perangkat yang semakin murah, maka nantinya mungkin akan terjadi tren tren tersebut di tahun tahun mendatang," tambahnya.
sumber: detik.com
0 comments:
Post a Comment